17 June 2009

Pekanbaru, Riau, 2006


Pekanbaru (PKU), pasti yang terbayang langsung kota minyak yang cukup ramai. Keramaian kota dapat terlihat dari pertama kali menjejakan kaki di bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II, bandara ini tidak bisa dibilang besar, tetapi cukup padat lalu lintas penerbangannya. Kota yang merupakan ibukota Propinsi Riau ini cukup berkesan di hati saya, betapa tidak periode 2006- awal 2007 saya cukup akrab walau dijadikan tempat sekedar untuk melepas lelah, minimal sebulan sekali setelah menempuh perjalanan 3 jam dari tempat kerja dahulu (daerah Kuantan)
Tidak banyak tempat wisata ataupun mall, tapi untuk tempat berbelanja cinderamata khas melayu yang cukup lengkap kita bisa mendapatinya di Pasar Bawah. Tidak sulit berjalan-jalan sendiri di kota ini, karena cukup tersedia angkutan umum untuk membawa kita ke daerah-daerah yang di inginkan. Angkotnya tetap dengan ciri khas angkot sumatera yang unik, tidak lupa di lengkapi dengan sound system yang menggelegar lagu dangdut/house music yang kata pengemudinya adalah untuk kenyamanan penumpang (mantab dan cukup berisik!).
Untuk masalah penginapan juga tidak susah untuk mendapatkannya, dimulai dari hotel kelas berbintang, sampai kategori wisma. Nah yang terakhir ini merupakan tempat favorit penulis, mengingat budget yang terbatas, dahulu paling sering menginap di Wisma 45 dan Wisma 81, tempatnya lumayan strategis.
Kesan yang di dapat setelah mengenal kota PKU ialah bersih, panas, untuk urusan perut tidak perlu dikhawatirkan; tempat makannya lumayan memuaskan, dan berhubung cukup banyak memiliki rekan-rekan disana, jadinya rindu sekali untuk dapat berkunjung kembali.
Sayang seribu sayang, saya kehilangan foto-foto yang dapat memvisualisasikan keadaan kota sebagaimana yang saya ceritakan tadi dan hanya menyisakan foto di samping atas yang di ambil di Tugu Khatulistiwa (0 derajat Lintang) daerah Lipat Kain yang dapat dicapai kurang lebih 1 jam ke arah selatan dari Kota Pekanbaru dengan menumpang kendaraan umum (L-300) Pekanbaru – Teluk Kuantan.
Oh iya jika anda juga ingin mengunjungi Propinsi Riau sekedar untuk berwisata, saya sarankan untuk mengunjunginya sekitar bulan Agustus, bukan di Kota PKU-nya, tetapi di daerah Teluk Kuantan, yang merupakan ibukota Kabupaten Kuantan sengingi, ada perayaan yang cukup meriah yaitu Lomba Pacu Jalur, sejenis lomba perahu dayung berkelompok di Sungai Kuantan, yang merupakan acara tahunan yang di adakan Pemda setempat yang menjadi salah satu andalan obyek pariwisata daerah sana. Saya sarankan anda untuk dapat melihatnya, sebagaimana saya pernah sangat menikmati acara ini di tahun 2006.

07 June 2009

Karang Sambung 2009


Sekian kali ke Karang Sambung, dan sekian kali juga cerita yang baru bergulir. Memang benar seperti yang dikatakan sang dosen, bahwa setiap kali beliau berkunjung kesana maka akan selalu saja ada ilmu baru yang di dapat. Tapi untuk saya ilmu + kesan baru lagi. Meskipun bagi kebanyakan perjalanan kurang lebih 5 hari itu terasa melelahkan tetapi tidak demikian, perjalanan ke Karang Sambung selalu saja menyenangkan. Perasaan yang sama seperti pertama kali di tahun 2004 hanya saja dengan orang-orang yang berbeda tetapi tetap selalu membahagiakan.
Kebersamaan dengan rekan-rekan dan pengetahuan, merupakan bagian terpenting yang ingin dicapai setiap kali kuliah lapangan Karang Sambung dan itu selalu didapatkan. Kali ini pun demikian, dan semoga ini perjalanan kemarin tidak menjadi yang terakhir di dalam belajar memahami alam.